Ekonomi Hijau (Green Economy) - HIMASEKTA FP-UNAND

Kamis, 12 Oktober 2017

Ekonomi Hijau (Green Economy)

Related image

         Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial. Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis.
Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari rezim ekonomi lainnya adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset. Untuk tinjauan umum tentang kebijakan pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Ekonomi Hijau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), lihat Runnals (2011).

fig1

Green GDP
           Green Economy juga memiliki konsep penghitungan GDP sendiri yakni Green GDP, dikarenakan cara penghitungan yang berbeda dengan penghitungan GDP biasa atau GDP konvensional, dimana pada Green GDP sumbangan sumber daya alam terhadap pembangunan dan biaya-biaya yang disebabkan oleh adanya polusi dan degradasi lingkungan, dimasukkan dalam perhitungan. Dari segi metode perhitungan metode perhitungan Green GDP  secara teori dibagi menjadi 3 jenis, pertama PDB hijau diperhitungan dengan deplesi lingkungan. Kedua PDB hijau berdasarkan degradasi lingkungan. Ketiga PDB hijau diukur berdasarkan pengeluaran untuk perlindungan lingkungan. Konsep dari Green GDP sangat bagus untuk diterapkan, tetapi masih jarang dapat dilakukan karena keterbatasan merubah kerugian yang ditimbulkan ke dalam satuan hitung moneter.

Keuntungan, Risiko, dan Tantangan
           Green economy dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya adalah kita dapat melakukan pengelolaan berkelanjutan  dengan pengelolaan kayu berkelanjutan, pertambangan yang bertanggung jawab, dan perencanaan tata ruang yang koheren. lain itu dapat juga dengan menjaga ekologi, dimana hasilnya nanti akan didapatkan dampak positif dari ekologi itu sendiri yaitu hutan primer dan sekunder yang terjaga, keanekaragaman hayati yang lestari, fungsi tanah yang terjaga dan juga siklus hidrologi yang terjaga. Ketika ekologi dan ekosistem sudah terjaga dengan baik, tentunya akan membawa pengaruh positif terhadap social dan ekonomi. Dimana dampak postif social ekonomi tersebut dapat meningkat pendapatan negara, karena adanya peningkatan pendapatan industri berbasis hutan, menarik kedatangan wisatawan, peluang biobank, peluang bioprospeksi dan pembayaran jasa ekosistem, produksi pertanian yang berkelanjutan dan perikanan yang berkelanjutan.
Resiko dan tantangan tetunya tidak akan terlepas jika green economy ini mulai diterapkan. Resiko terbesar yang akan dihadapi tentunya adanya pengurangan jumlah tenaga kerja dibidang industry karena telah beralih ke pengelolaan yang berkelanjutan. Tetapi hal ini merupakan efek jangka pendek saja, karena dalam jangka panjang pastinya sudah ada penyesuaian-penyesuaian dari dilaksanakannya green economy ini. Dimana nantinya pemerintah dapat membuka lapangan pekerjaan baru yang berbasis lingkungan. Selain itu tantangan tersebsar yang akan dihadapi dan timbul pertanyaan yaitu siapa yang akan mengawasi pelaksanaan green economy ini? Apakah akan dibentuk suatu badan khusus? Tentunya ini mejadi pekerjaan rumah bagi kita semua untuk terus melakukan perubahan dan persiapan menuju era green economy.


Daftar Pustaka:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Hijau 
- https://macrougm.wordpress.com/2014/12/25/green-economy/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar