SEKTOR
PERTANIAN DALAM ERA REVOLUSI 4.0 DAN SOCIETY 5.0
Saat ini, perkembangan teknologi di
dunia sudah semakin canggih. Hal ini mengharuskan adanya perubahan, terutama
karena pesatnya perkembangan teknologi dalam kehidupan manusia. Pada abad 21
ini, merupakan kondisi dimana kita diwajibkan untuk adanya perubahan
besar-besaran dengan memadukan teknlogi dengan kecerdasan buatan. Masuknya era
revolusi industri membawa perubahan yang cukup besar dalam kehidupan, terutama
dalam bidang pertanian. Lalu apa sebenarnya era revolusi 4.0 dan society 5.0
itu?
Revolusi industri merupakan sebuah
perubahan cara hidup manusia dan proses kerja secara fundamental, dimana adanya
kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan dalam dunia kehidupan
dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu. Munculnya revolusi
industri 4.0 membut wajah baru dalam fase kemajuan teknologi.Revolusi industri
4.0 merupakan fenomena yang mengintegrasikan mesin dengan jaringan internet
(internet of things). Konsep ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2011
dalam pameran industri Hannover Messe yang diadakan di Kota Hannover, Jerman.
Sebelum terdapat revolusi industri 4.0, terdapat pula revolusi industri 1.0
(mulai 1784) yang berfokus pada penggunaan mesin uap dalam industri, revolusi
industri 2.0 (mulai 1870) yang berfokus pada penggunaan mesin produksi massal
bertenaga minyak atau listrik, serta revolusi industri 3.0 (mulai 1969) yang
berfokus pada penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi.
Sektor pertanian diharapkan dapat
berkontribusi dalam revolusi industri 4.0 di Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan penduduk yang semakin bertambah dan harus dipenuhi kebutuhan pangan
penduduk. Jadi, produk pertanian akan melibatkan teknologi digital dalam proses
pengembangannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas secara efektif dan
efisien. Kemajuan pertanian pada era revolusi industry 4.0 membutuhkan manusia
yang cerdas dan berkualitas, hal ini sangat diperlukan karena pada era ini
semua sudah banyak mengalami perubahan. Pada era ini dunia pertanian dipenuhi
dengan isu pertanian yang melibatkan
digital dan proses pengembangannya. Adapun salah satu tujuan dari revolusi
industry 4.0 dalam sektor pertanian adalah dengan meningkatkan pertanian secara
efektif dan efisien. Dalam hal itu pertanian membutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas, yang mampu membawa pertanian menjadi penghasil perekonomian
nomer satu di Indonesia, sama dengan namanya negara Agraria. Revolusi industry
4.0 seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para petani untuk
menghasilkan produk unggul dan berkelanjutan. Dengan mencoba keluar dari
pertanian tanpa menggunakan teknologi, kini mulai berubah dan mencoba
menggunakan teknologi mesin bahkan robot dalam pengelolaan pertanian. Selain
dapat meningkatkan mutu pangan, hal ini juga dapat memperkecil tenaga manusia.
Revolusi industri 4.0 ini
menyebabkan penggunaan teknologi yang canggih akan menekan pekerjaan yang
dilakukan manusia. Sehingga, society 5.0 dapat dikatakan sebagai solusi untuk
mengurangi kesenjangan antara manusia dengan masalah ekonomi di masa depan
akibat perkembangan teknologi. Society 5.0 (masyarakat 5.0) merupakan suatu
konsep masyarakat yang menjadikan masyarakat sebagai pusat (human-centered) dan
berbasis teknologi.
Dalam society 5.0, sektor pertanian
diharapkan memiliki nilai baru agar menjadi “Pertanian pintar” dengan
menggabungkan kecerdasan manusia dan teknologi artifisial. Sehingga pertani
mengetahui perkembangan dan metode pertanian agar dapat merumuskan rencana
pertanian dengan menetapkan hasil panen sesuai kebutihan, mengoptimalkan
rencana kerja sama, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan antar petani,
serta memperluas basis konsumen. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia
petani di era society 5.0 dan revolusi 4.0 akan meningkat.
Daftar Pustaka
Puspita, Y, Yessi, F, dkk. 2020.
Selamat Tinggal Revolusi Industri 4.0, Selamat Datang Revolusi Industri 5.0.
Proceeding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang.
Decky Hendarsya. 2019. E-Commerce Di
Era Industri 4.0 Dan Society 5.0 .Vol
8(2) : 172-177.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar